Beranda | Artikel
Tanda-Tanda Kesucian Nabi Yusuf Alaihi Salam
Rabu, 4 September 2024

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Yala Kurnaedi

Tanda-Tanda Kesucian Nabi Yusuf ‘Alaihi Salam adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan Al-Bayan Min Qashashil Qur’an. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi, Lc. pada Senin, 28 Safar 1446 H / 2 September 2024 M.

Kajian Tentang Tanda-Tanda Kesucian Nabi Yusuf ‘Alaihi Salam

Kita kembali ke ayat ke-30 hingga 31 dalam kisah Nabi Yusuf ‘alaihis salam, di mana para wanita mendengar bahwa seorang pembesar wanita, yaitu istri dari pembesar Mesir, jatuh cinta kepada pelayannya. Oleh karena itu, mereka berkata,

وَقَالَ نِسْوَةٌ فِي الْمَدِينَةِ امْرَأَتُ الْعَزِيزِ تُرَاوِدُ فَتَاهَا عَنْ نَفْسِهِ ۖ قَدْ شَغَفَهَا حُبًّا ۖ إِنَّا لَنَرَاهَا فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ

“Dan berkatalah para wanita di kota itu, ‘Istri al-Aziz menggoda pelayannya. Sesungguhnya cintanya kepada pelayannya itu telah menyesatkannya. Kami benar-benar melihatnya dalam kesesatan yang nyata.`” (QS. Yusuf [12]: 30).

Berita ini menyebar meskipun diperintahkan untuk menutupinya, tetapi Subhanallah, berita itu tetap tersebar. Tidak disebutkan siapa yang menyebarkan berita tersebut, namun, sejak dulu hingga sekarang, jika ada berita, biasanya cepat menyebar.

Wanita ini (istri al-Aziz) ingin membuktikan alasan mengapa ia tergoda. Ia pun mengundang mereka dan mempersiapkan tempat duduk serta memberikan pisau kepada masing-masing dari mereka untuk mengupas buah-buahan. Ini menunjukkan bahwa mereka adalah orang-orang terhormat yang diundang ke tempat tersebut.

Kemudian, wanita ini memanggil Nabi Yusuf.

فَلَمَّا سَمِعَتْ بِمَكْرِهِنَّ أَرْسَلَتْ إِلَيْهِنَّ وَأَعْتَدَتْ لَهُنَّ مُتَّكَأً وَآتَتْ كُلَّ وَاحِدَةٍ مِنْهُنَّ سِكِّينًا وَقَالَتِ اخْرُجْ عَلَيْهِنَّ ۖ فَلَمَّا رَأَيْنَهُ أَكْبَرْنَهُ وَقَطَّعْنَ أَيْدِيَهُنَّ وَقُلْنَ حَاشَ لِلَّهِ مَا هَٰذَا بَشَرًا إِنْ هَٰذَا إِلَّا مَلَكٌ كَرِيمٌ

“Maka tatkala wanita-wanita itu melihatnya (Yusuf), mereka terpesona kepada keindahan rupanya, dan mereka (tanpa sadar) melukai tangan-tangan mereka seraya berkata, ‘Mahasuci Allah, ini bukanlah manusia. Ini tidak lain hanyalah malaikat yang mulia.`” (QS. Yusuf [12]: 31).

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyampaikan bahwa Nabi Yusuf ‘alaihis salam dianugerahi setengah dari ketampanan yang ada di dunia. Ketika para wanita itu melihat Nabi Yusuf, mereka terpesona dan melukai tangan mereka tanpa sadar karena begitu terpesonanya. Seolah-olah mereka berkata, “Tidak heran jika istri al-Aziz tergoda, kami pun tak mampu menahan diri setelah melihat ketampanannya.”

Kemudian, ketika para wanita itu menyadari keindahan lahiriah Nabi Yusuf dan memberikan uzur kepada istri al-Aziz, wanita tersebut ingin menunjukkan kepada mereka tidak hanya ketampanan lahiriah Nabi Yusuf, tetapi juga kebaikan hatinya. Nabi Yusuf itu baik luar dalam, Masya Allah. Dalam diri Nabi Yusuf, baik lahiriah maupun batiniah, semuanya baik.

Di dalam Surah Yusuf ayat 32, wanita itu berkata sebagaimana Allah firmankan:

قَالَتْ فَذَٰلِكُنَّ الَّذِي لُمْتُنَّنِي فِيهِ ۖ وَلَقَدْ رَاوَدْتُهُ عَنْ نَفْسِهِ فَاسْتَعْصَمَ ۖ وَلَئِنْ لَمْ يَفْعَلْ مَا آمُرُهُ لَيُسْجَنَنَّ وَلَيَكُونًا مِنَ الصَّاغِرِينَ

“Itulah dia (Yusuf) yang karena dia kalian mencelaku. Sungguh, aku telah menggoda dia untuk menundukkan dirinya (kepadaku), tetapi dia menolak. Dan sungguh, jika dia tidak melakukan apa yang aku perintahkan kepadanya, niscaya dia akan dipenjarakan dan dia akan menjadi orang yang hina.” (QS. Yusuf [12]: 32).

Wanita tersebut mengakui bahwa Yusuf telah menjaga dirinya dan menolak ajakannya. Namun, apakah wanita itu berhenti sampai di sini? Tidak. Ia sudah sangat tergila-gila dan bersikeras ingin melakukan perbuatan yang tidak sepantasnya. Ia pun berkata, “Dan sungguh, jika dia tidak melakukan apa yang aku perintahkan, dia akan dipenjara dan menjadi orang yang hina.” Di sini, ia menggunakan kekuasaannya untuk mengancam Yusuf dengan penjara jika tidak menuruti keinginannya.

Luar biasa, ini adalah godaan yang sangat besar, cobaan yang luar biasa beratnya. Wanita itu terus menggoda Nabi Yusuf, tetapi Yusuf terus menolak. Wanita tersebut menggunakan kekuasaannya dan jabatannya untuk menekan Yusuf. Lihatlah, ketika seseorang memiliki jabatan, seringkali ia menyalahgunakannya untuk melakukan kesewenang-wenangan. Istri al-Aziz mengancam Yusuf dengan penjara jika ia tidak mau mengikuti keinginannya.

Apa yang dilakukan oleh Nabi Yusuf? Meskipun ia lemah secara kedudukan dan tidak memiliki apa-apa, ia memiliki Allah. Yusuf kembali berlindung kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan berdoa, memohon agar Allah memberikan jalan keluar. Ia menyerahkan sepenuhnya urusannya kepada Allah.

Allah Ta’ala berfirman tentang perkataan Nabi Yusuf dalam Surah Yusuf ayat 33-34:

قَالَ رَبِّ السِّجْنُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِمَّا يَدْعُونَنِي إِلَيْهِ ۖ وَإِلَّا تَصْرِفْ عَنِّي كَيْدَهُنَّ أَصْبُ إِلَيْهِنَّ وَأَكُن مِّنَ الْجَاهِلِينَ ‎﴿٣٣﴾‏ فَاسْتَجَابَ لَهُ رَبُّهُ فَصَرَفَ عَنْهُ كَيْدَهُنَّ ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ ‎﴿٣٤﴾‏

“(Yusuf) berkata, ‘Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika Engkau tidak memalingkan tipu daya mereka dariku, niscaya aku akan cenderung untuk memenuhi keinginan mereka dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh.’ Maka Tuhannya memperkenankan doa Yusuf dan Dia memalingkan Yusuf dari tipu daya mereka. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Yusuf [12]: 33-34).

Nabi Yusuf berdoa kepada Allah memohon jalan keluar, dan Allah mengabulkan doanya. Allah memalingkan tipu daya para wanita itu dari Nabi Yusuf. Sesungguhnya, Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui. Allah mendengar doa hamba-Nya dan mengetahui keadaan mereka.

Di ayat ke-35, Allah menjelaskan bahwa setelah tampak bagi mereka tanda-tanda kebenaran Nabi Yusuf, setelah Allah Subhanahu wa Ta’ala menyelamatkan Nabi Yusuf yang mulia dari ujian ini, Allah memalingkan tipu daya Imraatul Aziz dan wanita-wanita lainnya. Maka, selesai sudah ujian yang kedua.

Sekarang muncul tanda-tanda kebenaran Nabi Yusuf Alaihi Salam. Nabi Yusuf terbebas dari segala tuduhan yang diarahkan kepadanya. Ada enam hal yang menunjukkan tentang kesucian Nabi Yusuf dan bahwa beliau terbebas dari segala tuduhan. Enam hal tersebut adalah persaksian Allah, persaksian wanita itu, persaksian suaminya, persaksian dari seorang saksi, hingga iblis pun memberikan kesaksian.

Pertama, Allah ‘Azza wa Jalla memberikan kesaksian tentang kesucian dan kebersihan Nabi Yusuf, bahwa beliau berlepas diri dari semua tuduhan. Dan cukuplah Allah sebagai saksi. Hal ini dapat dilihat dalam surah Yusuf ayat 24, di mana Allah Ta’ala berfirman:

…كَذَٰلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ السُّوءَ وَالْفَحْشَاءَ ۚ إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُخْلَصِينَ

Demikianlah Kami palingkan dia (Nabi Yusuf) dari keburukan dan perbuatan keji. Sesungguhnya dia termasuk hamba-hamba Kami yang ikhlas.” (QS. Yusuf [12]: 24)

Ini adalah persaksian Allah kepada Nabi Yusuf ‘Alaihis Salam. Allah memalingkan keburukan darinya.

Kedua, persaksian dari pihak pertama dalam kasus ini, yaitu Nabi Yusuf sendiri, shahibul qissah (pemilik kisah). Beliau meyakinkan dengan perkataannya bahwa beliau berlepas diri dari semua tuduhan dan beliau jujur karena beliau adalah salah satu Nabi dari Nabi-Nabi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman dalam surah Yusuf ayat 23 dan 26:

مَعَاذَ ٱللَّهِ ۖ إِنَّهُۥ رَبِّىٓ أَحْسَنَ مَثْوَاىَ ۖ إِنَّهُۥ لَا يُفْلِحُ ٱلظَّـٰلِمُونَ

“Aku berlindung kepada Allah, sesungguhnya tuanku telah berbuat baik kepadaku. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak akan pernah beruntung.” (QS. Yusuf [12]: 23)

هِيَ رَاوَدَتْنِي عَن نَّفْسِي

“Dialah yang menggodaku.” (QS. Yusuf [12]: 26)

Kemudian, di ayat ke-33, Nabi Yusuf juga berkata:

رَبِّ ٱلسِّجْنُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِمَّا يَدْعُونَنِيٓ إِلَيْهِ

“Wahai Rabbku, penjara lebih aku sukai daripada ajakan mereka.” (QS. Yusuf [12]: 33)

Ini menunjukkan bahwa Nabi Yusuf lebih memilih penjara daripada harus mengikuti ajakan mereka yang tidak sesuai dengan perintah Allah.

Ketiga, kesaksian dari pihak kedua, yaitu Imraatul Aziz, mengakui bahwa Yusuf berlepas diri dari semua tuduhan. Allah Ta’ala berfirman dalam surah Yusuf ayat 32:

قَالَتْ فَذَٰلِكُنَّ الَّذِي لُمْتُنَّنِي فِيهِ ۖ وَلَقَدْ رَاوَدْتُهُ عَنْ نَفْسِهِ فَاسْتَعْصَمَ…

“Dan wanita itu berkata: ‘Itulah dia yang menyebabkan kalian mencela aku. Sungguh, akulah yang menggodanya, tetapi dia menolak.`” (QS. Yusuf [12]: 32)

Ini dikatakan oleh Imraatul Aziz ketika berbicara kepada para wanita yang diundangnya.

Kemudian, dalam surah Yusuf ayat 51, ketika Yusuf keluar dari penjara, Imraatul Aziz berkata:

ٱلۡـَٰٔنَ حَصۡحَصَ ٱلۡحَقُّۖ أَنَا۠ رَٰوَدتُّهُۥ عَن نَّفۡسِهِۦ وَإِنَّهُۥ لَمِنَ ٱلصَّٰدِقِينَ

“Sekarang telah nyata kebenaran itu. Akulah yang menggodanya, dan sesungguhnya dia termasuk orang yang jujur.” (QS. Yusuf [12]: 51)

Ini adalah pengakuan langsung dari Imraatul Aziz.

Keempat, suami Imraatul Aziz, yang merupakan pihak ketiga dalam kisah ini, juga memberikan kesaksian. Suaminya berkata:

إِنَّهُۥ مِن كَيۡدِكُنَّۖ إِنَّ كَيۡدَكُنَّ عَظِيمٌ۬

“Sesungguhnya ini adalah tipu daya kalian. Sesungguhnya tipu daya kalian adalah besar.” (QS. Yusuf [12]: 28)

Ini dikatakan suaminya ketika mengetahui bahwa Imraatul Aziz mencoba menggoda Nabi Yusuf dan Yusuf lari menuju pintu, lalu bajunya robek saat dikejar oleh Imraatul Aziz. Suaminya juga berkata kepada Yusuf:

يُوسُفُ أَعْرِضْ عَنْ هَـٰذَاۖ

“Yusuf, berpalinglah dari ini.” (QS. Yusuf [12]: 29)

Artinya, suaminya meminta Yusuf untuk melupakan kejadian tersebut. Lalu kepada istrinya, dia berkata:

وَٱسْتَغْفِرِى لِذَنۢبِكِۖ إِنَّكِ كُنتِ مِنَ ٱلْخَاطِـِٔينَ

“Dan mohon ampunlah untuk dosamu. Sesungguhnya engkau termasuk orang-orang yang bersalah.” (QS. Yusuf [12]: 29)

Ini adalah pengakuan dari suami Imraatul Aziz bahwa istrinya yang bersalah dalam kejadian tersebut.

Kelima, saksi dari pihak keempat, yaitu keluarga wanita tersebut. Ini menunjukkan betapa kuatnya bukti yang mendukung kesucian Nabi Yusuf. Saksi ini berasal dari keluarga wanita yang menuduh Nabi Yusuf. Allah Ta’ala berfirman:

…وَشَهِدَ شَاهِدٌ مِنْ أَهْلِهَا إِنْ كَانَ قَمِيصُهُ قُدَّ مِنْ قُبُلٍ فَصَدَقَتْ وَهُوَ مِنَ الْكَاذِبِينَ

“Dan seorang saksi dari keluarga wanita itu memberikan kesaksian, ‘Jika baju gamisnya Yusuf koyak di bagian depan, maka wanita itu benar dan Yusuf termasuk orang-orang yang dusta.`” (QS. Yusuf [12]: 26)

Namun, jika baju Nabi Yusuf robek di bagian belakang, maka Nabi Yusuf yang benar, dan wanita itu yang berdusta. Ketika ternyata yang robek adalah bagian belakang baju, maka raja tersebut berkata:

إِنَّهُۥ مِن كَيۡدِكُنَّۖ إِنَّ كَيۡدَكُنَّ عَظِيمٌ۬

“Sesungguhnya ini adalah tipu daya kalian. Sesungguhnya tipu daya kalian adalah besar.” (QS. Yusuf [12]: 28)

Ini juga didukung oleh kesaksian para wanita yang berkata tentang Imraatul Aziz dan memuji Nabi Yusuf, sebagaimana disebutkan dalam surah Yusuf ayat 51:

مَا عَلِمْنَا عَلَيْهِ مِن سُوءٍ۬ۚ

“Kami tidak mengetahui ada keburukan pada dirinya (Yusuf).” (QS. Yusuf [12]: 51)

Mereka bahkan memuji Yusuf dengan mengatakan bahwa dia seperti malaikat.

Keenam, bukti kesucian Nabi Yusuf juga datang dari Iblis. Iblis sendiri bersaksi bahwa Yusuf adalah orang yang ikhlas dan tidak tergoda oleh tipu dayanya. Allah Ta’ala berfirman tentang perkataan Iblis:

قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ ٨٢ إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ ٱلْمُخْلَصِينَ

“Iblis berkata: ‘Demi kemuliaan-Mu, aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang ikhlas di antara mereka.`” (QS. Shaad [38]: 82-83)

Allah Ta’ala juga menyebutkan bahwa Nabi Yusuf termasuk hamba-hamba-Nya yang ikhlas dalam surah Yusuf ayat 24:

إِنَّهُۥ مِنۡ عِبَادِنَا ٱلۡمُخۡلَصِينَ

“Sesungguhnya Yusuf adalah termasuk hamba-hamba Kami yang ikhlas.” (QS. Yusuf [12]: 24)

Bukti-bukti ini dengan jelas menunjukkan bahwa Nabi Yusuf ‘Alaihi Salam bersih dari segala tuduhan yang dilemparkan kepadanya. Meskipun demikian, dengan segala dalil dan bukti yang terang benderang seperti matahari di siang bolong, mereka tetap ingin memenjarakan Nabi Yusuf. Allah Ta’ala berfirman dalam surah Yusuf ayat 35:

ثُمَّ بَدَا لَهُمْ مِنْ بَعْدِ مَا رَأَوُا الْآيَاتِ لَيَسْجُنُنَّهُ حَتَّىٰ حِينٍ

“Kemudian timbul pikiran pada mereka setelah mereka melihat tanda-tanda kebenaran (Yusuf), pasti mereka akan memenjarakannya sampai waktu tertentu.” (QS. Yusuf [12]: 35)

Akhirnya, masuklah Nabi Yusuf ke dalam penjara, dan ujian yang kedua ini pun selesai.

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Simak dan download mp3 kajian yang penuh manfaat ini.

Download MP3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/54441-tanda-tanda-kesucian-nabi-yusuf-alaihi-salam/